A. PENGERTIAN
ANAK LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER)
Anak
Lamban belajar atau Slow Learner adalah anak yang memiliki prestasi
belajar rendah atau sedikit di bawah rata-rata dari anak pada umumnya, pada
salah satu atau seluruh area akademik. Jika dilakukan tes IQ maka skor mereka
antara 70-90 (Cooter&Cooter Jr., 2004; Willey,2007) .
Anak-anak
lamban belajar atau Slow Learner juga
terbatas pada kemampuan lain seperti pada aspek komunikasi, bahasa, emosi, sosial dan moral.
B. KARAKTERISTIK
ANAK LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER)
1. Intelegensi
Dari segi intelegensi anak-anak lamban
belajar berada pada kisaran 70-90 berdasarkan skala WISC. Anak dengan IQ
tersebut biasanya mengalami kesulitan pada semua mata pelajaran, terutama pada
hafalan dan pemahaman, sulit memahami hal abstrak dan nilai hasil belajar
rendah.
2. Bahasa
Anak-anak
lamban belajar mengalami masalah dalam berkomunikasi baik dalam menyampaikan
ide dan gagasan maupun dalam memahami percakapan orang lain. Untuk
meminimalisir kesulitan, sebaiknya melakukan komunikasi yang sederhana.
3. Emosi
Anak-anak
lamban belajar memiliki emosi yang kurang stabil, cepat marah dan meledak-ledak
serta sensitif. Jika melakukan kesalahan atau tertekan, biasanya mereka cepat
patah semangat.
4. Sosial
Anak-anak
lamban belajar dalam bersosialisasi biasanya kurang baik. Saat bermain, mereka
memilih jadi pemain pasif atau penonton dan terkadang lebih senang bermain
dengan anak dibawah usia mereka.
5. Moral
Moral
seseorang akan berkembang seiring kematangan kognitifnya, anak-anak lamban
belajar tahu aturan yang berlaku, tetapi tidak paham untuk apa peraturan
tersebut dibuat. Hal tersebut disebabkan kemampuan memori mereka terbatas
sehingga sering lupa.
C. PENYEBAB
ANAK LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER)
1. Faktor
Prenatal (sebelum lahir) dan Genetik
Perkembangan seorang anak dimulai dari
sejak pembuahan. Seluruh bawaan biologis seorang anak yang berasal dari kedua
orangtuanya, berupa kromosom yang memecah menjadi partikel yang disebut gen,. kelainan dari
kromosom dapat menyebabkan kelainan fungsi-fungsi kecerdasan. Selain komosom,
juga disebabkan adanya gangguan biokimia dalam tubuh. Kondisi jantung ibu yang
kurang baik juga menyebabkan transfer oksigen ke otak bayi menjadi kurang.
Anak
lahir prematur disinyalir dapat melahirkan anak-anak lamban belajar karena
organ tubuh bayi yang belum siap berfungsi secara maksimal sehingga proses
perkembangannya lambat.
2. Faktor
Biologis Non Keturunan
a. Obat-obatan
Saat ibu hamil,
tidak semua obat dapat diminum, karena ada beberapa jenis obat yang apabila
diminum dapat merugikan janin. Begitu juga dengan ibu alkoholis, penggunaan
dosis yang berlebih dapat berpengaruh pada kemampuan memori jangka pendek anak.
b. Keadaan
Gizi Ibu Yang Buruk Saat Hamil
Ibu hamil harus
mendapatkan gizi yang baik selama proses kehamilannya.janin akan dapat hidup
dan berkembang dengan baik jika ibu yang mengandungnya sehat. Bayi dalam
kandungan akan mendapatkan makanan dari darah ibu melalui tali pusar.
c. Radiasi
Sinar X
Radiasi sinar X
dapat mengakibatkan bermacam gangguan pada otak dan sistem tubuh lainnya.
Radiasi sinar rawan terjadi saat usia kehamilan muda, kemudian berkurang
resikonya saat usia hamil tua.
d. Faktor
Rhesus
Rini Handayani
(2009), menyebutkan bahwa jika seorang pria Rh-positif menikah dengan wanita
Rh-negatif, kadang-kadang mengakibatkan keadaan yang kurang baik bagi
keturunannya.
e. Faktor
Natal ( saat proses kelahiran)
Kondisi kekurangan oksigen saat proses
kelahiran karena proses persalinan yang lama, dapat mengakibatkan transfer
oksigen ke otak bayi terhambat. Oleh karena itu, untuk antisipasi kondisi
seperti ini maka ibu hamil yang yang pernah mempunyai pengalaman seperti ini
sebaiknya melakukan persalinan di rumah sakit.
f. Faktor
Postnatal (sesudah lahir) dan Lingkungan
Malnutrisi dan trauma fisik juga menjadi
perhatian kita, begitu juga dengan lingkungan yang dapat berperan juga sebagai
penyebab terjadinya anak lamban belajar (slow
learner). Stimulasi yang salah, menyebabkan anak tidak dapat berkembang
secara optimal. Gen dapat dianggap sebagai kemampuan intelektual, tetapi
pengaruh lingkungan akan menentukan dimana letak IQ anak dalam rentang tersebut
(Atkinson, dkk, 1983, h. 135).
D. MASALAH
YANG DIHADAPI ANAK LAMBAN BELAJAR (SLOW
LEARNER)
1. Anak
mengalami perasaan minder, karena kemampuan belajarnya lamban dibandingkan
teman-temannya.
2. Cenderung
pemalu, menarik diri dari lingkungannya.
3. Lamban
menerima informasi, karena keterbatasan berbahasa.
4. Hasil
prestasi belajar kurang optimal sehingga dapat membuat stress karena
ketidakmampuan mencapai harapannya.
5. Ketidakmampuan
mengikuti pelajaran, dapat membuat anak tinggal kelas.
6. Mendapat
label yang kurang baik dari teman-temannya.
E. PENANGANAN
ANAK LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER)
1. Terapi
Bermain
Pada dasarnya manusia adalah makhluk
yang gemar bermain, mereka merasa senang bila melakukan aktivitas bermain.
Terapi bermain adalah salah satu upaya
psikoterapi untuk membantu mengatasi masalah sosial, bahasa atau
motorik.
2. Terapi
Perilaku
Diberikan
kepada anak dengan tujuan melatih perilaku baru dengan mengubah lingkungan atau
dengan proses kognitif dan emosional anak,. Misalnya, kebiasaan mencorat-coret
tembok menjadi kebiasaan menggambar di buku.
3. Terapi
Keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang
diterapkan untuk seluruh anggota keluarga dalam rangka membantu anak lamban
belajar. Banyak masalah anak dapat diatasi dengan cepat karena bantuan atau
dukungan keluarganya.
4. Terapi
Lain
Terapi lain seperti okupasi terapi,
terapi renang dan lain-lain sesuai masalah yang dihadapi oleh anak, didahului
konsultasi dengan para ahli.
F.
CARA YANG BISA
DILAKUKAN UNTUK MEMBANTU ANAK LAMBAN NELAJAR (SLOW LEARNER) di SEKOLAH
1.
Metoda Belajar Bagi
Anak Lamban Belajar
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya
jawab
d. Demonstrasi
e. Kerja
Kelompok
f. Bermain
Peran
g. Discovery Learning
h. Pemberian
Tugas
i. Metode
Karyawisata
j. Metode
Latihan Keterampilan
2.
Cara Memulai
Pembelajaran Pada Anak Lamban Belajar.
a.
Tidak memulai pelajaran saat anak belum siap belajar.
b.
Selalu didahului dengan
apersepsi.
c.
Berikan motivasi
belajar untuk anak.
d.
Ciptakan hubungan baik
antara guru dengan anak dan orangtua.
e.
Lakukan proses
pembelajaran dengan PAIKEM(Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan).
f.
Dimulai dari hal yang
diminati anak, kemudian dibawa pada materi yang akan diajarkan.
assalamu'alaikum
BalasHapuskak maaf, cuma mau tanya, boleh tau bukunya ini ?
butuh bangt